Penemu Pemacu Produktifitas Kualitas Udang dan Ikan
In Bidang Teknologi Perikanan, Penemu Indonesia on Februari 21, 2010 at 7:34 pm
ARIEF MULYANA DJUMRA
Melihat tren dalam upaya menggenjot hasil
produksi pertanian, Arief Mulyana Djumra, 42 tahun, alumnus Teknik
Kimia Institut Teknologi 10 Nopember (ITS) Surabaya ini prihatin
dengan peredaran produk-produk kimia yang digunakan sudah di ambang
batas. “Kalau dibiarkan, akan berdampak negatif. Terutama untuk
keseimbangan lingkungan maupun kesehatan”, kata Arief.
Keprihatinannya kemudian diwujudkan
dengan membuat sebuah formulasi. Bentuknya berupa aktivator hayati
untuk tambak udang dan ikan. Temuan yang digagas bersama rekan
kerjanya ini dinamakan Mikrobial Plus. Yakni, sebuah teknologi
berkonsep pengkayaan nutrisi, yang bermanfaat dalam meningkatkan
produktifitas dan kualitas tambak. “Manfaat utamanya adalah untuk
meningkatkan produktifitas dan kualitas lingkungan tambak”, jelas
Arif.
Ahli kimia ini memang tergolong orang
yang tidak mau tinggal diam kalau melihat kerusakan ekosistem akibat
pemakaian bahan kimia berlebihan. Berdasarkan pengalamannya
melanglang buana sebagai konsultan lingkungan untuk sejumlah
perusahaan, membuat Arief dan rekan-rekannya bertindak. Dan
teknologi bernama Mikrobial Plus itulah hasilnya.
“Aktivator ini adalah hasil penelitian
bioteknologi terapan yang memadukan konsep effective microorganism
technology dari Jepang dan pengkayaan nutrisi”, terangnya. Adapun
mikroba yang digunakan dipilih dari spesies unggul jasad renik daerah
tropis tanpa campuran bahan kimia dan hasil rekayasa genetika. Inilah
yang menjadi jaminan 100% akan aman bagi lingkungan. Tentu saja
dengan kegunaan utama untuk meningkatkan produktifitas dan kualitas
hasil udang dan ikan.
Menurut Arief, jasad renik ini murni
dibikin di Indonesia. Pasalnya, negri ini memiliki cadangan bahan
yang melimpah ruah, di samping bebas dari unsur rekayasa genetika
seperti yang biasa dipraktikkan negara lain. “Jadi jelas beda kan?”
tambah arek Suroboyo ini.
Dalam memasyarakatkan produk ini, PT. Era
Mandiri Lestari sebagai produsen menunjuk CV. Azka Gemilang.
“Sasaran yang ditembak adalah lokasi-lokasi yang potensial
menghasilkan udang dan ikan”, ujar Diah Sari, direksi CV. Azkia
Gemilang.
Lokasi lahan untuk percontohan antara
lain di daerah Dipasena (Lampung), Demak (Jawa Tengah) dan Karawang
(Jawa Barat). Terbukti, uji coba itu memang terasa “khasiatnya”. Di
daerah Cibuaya, Karawang misalnya. Hanya dalam waktu 65 hari, udang
bisa mencapai size 30 (artinya 30 ekor per kilo). Padahal,
umumnya membutuhkan sedikitnya 90 hari lebih.
Manfaat lainnya, bisa digunakan untuk
mengatasi penyakit klasik udang, yakni stres. “Jangankan sebelum
udang mengalami stres, pada waktu stres pun bisa sembuh dengan
Mikrobial Plus ini”, jelas Arief yang juga Direktur PT. Era Mandiri
Lestari berpromosi. Setiap produk, apalagi yang berhubungan dengan
kelangsungan dan kualitas makhluk hidup, pasti ada efek sampingnya.
Kendati kemungkinannya kecil, pada udang pun demikian. Hal inilah
yang dihindari oleh Arief. “Alhamdulillah, dalam setahun ini tidak
ada sedikit pun yang mengeluh sampai ke telinga kami”, tegasnya.
Salah satu kunci teknologi ini ialah
penerapannya yang lebih mengarah pada keseimbangan lingkungan. Tanpa
sedikit pun membuat kerusakan di kemudian hari. (Setyo Nuryanto)
Sumber: Tabloid Peluang, 15 November 2001.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar