Senin, 23 Februari 2015

Beli batu akik atau jadi calon kepala daerah

Kepala Daerah atau biasa disebut Bupati/walikota atau Gubernur jika ditingkat provinsi, pada tahun ini (2015) akan di laksanakan pemilihan Kepala Daerah (PILKDA) secara LANGSUNG. Dan berlomba-lomba lah para calon kepala daerah tesebut melakukan pencitraan, melakukan melakukan konsolidasi kepada rakyat, lobying kepada partai di parlemen agar dapat tiket mengikuti PILKADA. Sesuai dengan Peraturan Pengganti Undang-Undang No 1 tahun 2014.

Perkembangan terkini (berbeda yang dahulu), di Indonesia demokrasi prosedural inilah yang menjadi kesepakatan kebijakan baru untuk dilaksanakan agar dapat mengasilkan pemimpin formal yang baru saat ketika terpilih dengan suara terbanyak.Inilah keniscayaan kebudayaan baru bangsa Indonesia yang di adopsi dari negara yang katanya sudah lebih maju. Demokrasi disamaratakan dinegeri yang bersepakat dengan kesepakatan rakyat (mahasiswa kayaknya juga setuju) yang mendukung demokrasi langsung. Yang katanya demokrasi seperti inilah yang paling maju, alasan utama rakyat harus mengetahui/pilih pemimpinannya yang harus dipilih.

Tidak dapat dipungkiri ketika mereka berlomba-lomba mengikuti perhelatan tersebut cukup banyak memerlukan fulus /duit/doi/monjit. Artinya para kandidat harus menyiapkan uang dengan jumlah tidak sedikit; bayar saksi, bayar mobilisasi massa, bayar kampanye, bayar alat dan perlengkapan kampanye, bayar transportasi tim sukses dan bayar transasksi/sogok kepada rakyat (kalau mau sihh), tidak bisa dibayangkan kalau uang-uang tersebut di belikan batu akik (wow), trus kalau PILKADA dipilih oleh DPRD katanya kandidat akan sogok anggota DPRD wah sangar juga, artinya partai di Indonesia sangat sangar kalau diiming-iming dengan fulus (PARPOL harus ngaca) 

Selanjutnya  apa yang menjadi keistimewaan perhelatan PILKADA tersebut ???
Pertanyaan kemudian apakah hal yang paling mendasar sehingga seseorang kepingin jadi Bupati, walikota, Gubernur, kemudian kalau ada peluang pengen jadilah presiden!!(seperti Jokowi udah Jadi presiden Indonesia saat ini, sebelumnya adalah sebagai walikota Solo, menurut berta online intelejen; KiGede Pamungkas bahwa Jokowi saat ini sudah kawin dengan Ratu Pantai Selatan untuk memperkuat kekuasaan, pendapat KiGede Pamungkas tersebut sebagai alasan Jokowi sudah pindah ke istana Bogor. Karena memang di Istana Bogor ada Kamar yang sifatnya rahasia, untuk semedi ..boleh percaya tidakpun boleh)

Yang pertama, menjadi alasan bertarung secara filosofis  ingin melakukan perubahan. Kedua, agar rakyat sejahtera. Ketiga membangun kota/kab atau provinsi.  Dan alasan - alasan tersebut masuk akal. Dan sangat sulit ketika individu yang pengen jadi calon yang tidak mempunyai fulus, ada 4 (empat) pilihan sebagai warga yang baik dalam proses PILKADA : <i>jadi tim sukses, <ii>diam diri dirumah ,<iii> kumpul fulus untuk ikut PLKADA kedepan(cape deh). Dan itulah wajah demokrasi pemilihan kepala daerah sangat dipengaruhi oleh fulus. Dan rakyat tau bahwa mereka yang menjadi calon pasti punya fulus, semoga rakyat tetap rasional memilih kepala daerah tahun 2015 saat ini.
(demikian tidak ada sambungan).





Tidak ada komentar:

Posting Komentar